Monday, July 9, 2018

Pengalaman Membuat Visa Jepang dengan Mudah (Juli 2018)

Selasa, 3 juli 2018.


Kali ini aku membuat visa untuk short program yang dimulai pada 4 Agustus 2018. Pembuatan visaku dilakukan mandiri (alias tanpa agen) di JVAC atau Japan Visa Application Center yang beralamat di 4F-33 Unit, 4th Floor, Lotte Shopping Avenue (Ciputra World 1), Jalan Prof. Dr. Satrio Kav 3&5 Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta. Cek di website yaa untuk mengetahui wilayah yurisdiksi sebelum membuat visa.

Sumber: http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html (20 september 2018)
Setelah bertanya dengan pihak JVAC via email, aku memutuskan untuk membuat jenis Visa Kunjungan Bisnis Sementara. Aku buat visa ini bersama 1 orang temanku yang sama-sama akan mengikuti short program. Kenapa bukan visa turis? Karena kami sudah mendapat dokumen pendukung asli yang dikirimkan langsung dari pihak penyelenggara (pihak Jepang) seperti invitation letter, letter of guarantee. Sehingga aku nggak perlu menyerahkan rekening koran (yang sebenarnya juga aku bawa, rekening koran 3 bulan terakhir).


Dokumen yang diperlukan bisa dilihat di sini (kotak yang diarsir hitam artinya tidak diperlukan).



Sebaiknya buat temu janji sebelum datang untuk memudahkan kita (karena di sana tertulis bahwa diprioritaskan untuk yang buat temu janji dahulu). Buat user baru dulu yaa…



Aku memilih jam temu janji pada pukul 9.30. Tiap-tiap pilihan waktu berjeda 10 menit. Jam yang paling awal 9.10, 9.20, 9.30, 9.40, dst sampai jam 16.00 lebih kalau nggak salah (kayaknya sampai hampir jam 5 sore). Jadi bebas deh bisa pilih pagi, siang, atau sore. Pada pembuatan 1 temu janji bisa memuat applicant list hingga 5 orang.


Aku pilih jam itu karena biar nggak terlalu pagi. Dalam surat temu janji (otomatis masuk ke email setelah konfirmasi) diberitahukan untuk datang 15 menit sebelum jam janjian. Saat itu aku hampir terjebak macet (sebenernya aku yang salah karena baru cuss dari rumah di Jakarta Pusat jam 8.30. Tibalah di depan Lotte Avenue jam 9.15 lalu buru-buru lari ke lantai 4, sampai di depan JVAC jam 9.20 lebih.


Saat itu aku datang bersama adikku karena di website tertera bahwa tidak boleh membawa tas dsb dan tidak disediakan tempat penitipan barang, sehingga untuk berjaga2 misalkan sampai sana memang nggak boleh membawa barang-barang tersebut, akan kutitipkan ke adikku. Ternyata saat mau masuk, satpam mengecek isi tasku (tote bag) dan tas temanku (tas punggung ukuran medium) dan kami diperbolehkan masuk dengan membawa tas tersebut.


Kemudian kami menuju ibu2 satpam untuk konfirmasi kehadiran kami, dan satpam tersebut menceklist nama kami yang tertera di daftar temu janji. Kami dipersilakan masuk dan diberi nomor antrian. Sebelum masuk diberi tahu untuk hp disilent, tidak mengambil foto, mengangkat telepon, namun diperbolehkan chatting.

Kami masuk sekitar jam 9.30 dan selesai jam 9.50. Cukup cepat bukan?


Saat di loket, aku menyerahkan berkas2 yang sudah kuurutkan. Hampir tiap berkas aku serahkan “dobel” untuk berjaga-jaga karena aku nggak tau berkas mana yang seharusnya diserahkan.

Misalnya untuk invitation letter ada 3 jenis yang kudapat (berkas asli yang dikirim dari pihak Jepang) yaitu 1. berbahasa Inggris, 2. berbahasa Jepang, dan 3. invitation letter yang sesuai format di http://www.vfsglobal.com/japan/indonesia/pdf/Invitation-Letter-JP.PDF . Pada awalnya aku mengira bahwa invitation letter itu harus sesuai format yang di web, ternyata kalo nggak, ngga apa2. Waktu itu sih aku serahkan semua invitation letternya.


Hampir tiap berkas juga aku fotokopi masing-masing 1 copy. Ternyata staffnya hanya mengambil yang asli. Kami berdua hanya mendapat 1 lembar ASLI per berkas, sehingga untuk temanku, dia menyerahkan berkas fotokopian (ini untuk kasus kalo applicant lebih dari 1 orang yaa, berkas yang asli 1 aja ngga apa2).


Berkas ASLI dari Jepang yang diperlukan dalam aplikasi visa kami:

  • Invitation letter (ada nama kami berdua)
  • Letter of guarantee (hanya namaku)
  • Applicant list (ada nama kami berdua), untuk ini tidak ada di list syarat visa, namun aku serahkan saja dan staffnya juga meminta ini, karena di letter of guarantee hanya ada 1 nama.
  • Employment certificate (berbahasa Jepang) dari pihak Jepang. Untuk ini sebenarnya juga tidak ada di syarat visa, dan aku tunjukkan ke staffnya, dan dia bilang kalo ini “profil kampus” (mungkin sebagai pengganti “company profile”, dan aku serahkan saja). Dari pihak aku sendiri juga menyerahkan “employment certificate” namun karena aku masih kuliah, aku menyerahkan surat keterangan belajar dari kampus (berbahasa Inggris).

Sedangkan berkas ASLI yang aku siapkan:

  • Visa application form
  • Itinerary (diketik boleh, punyaku waktu itu tulis tangan, dan diberi tanda tangan)
  • Surat keterangan mahasiswa S1 aktif (berbahasa Inggris). Kami meminta kampus untuk membuatnya dalam bahasa inggris. Untuk surat ini HARUS ada kata “undergraduate/S1” yaa (Untuk mahasiswa S1 bisa gratis!) Kalo nggak, nanti nggak bisa gratis. Suratku dan temanku berbeda karena kami beda fakultas dan punya dia nggak ada kata “undergraduate”. Jadilah dia membayar biaya single entry visa 360rb. Masing-masing dari kami tetap membayar biaya jasa pembuatan visa sebesar 165rb. Aku juga menyerahkan fotokopi kartu mahasiswa.
  • Employment certificate, karena kami masih kuliah, saat kami bertanya melalui email, staff mengatakan bahwa bisa diganti dengan surat keterangan belajar. Aku meminta kampus untuk membuatkan surat ini (certificate of study) berbahasa Inggris.

Setelah pengecekan semua berkas selesai, kami diberi nomor antrian yang tadi kembali untuk mengantri membayar di loket kasir. Katanya sih mulai saat itu (saat kami datang) udah bisa pake kartu debit, jadi bisa nggak pakai uang cash.

Struk pembayaran diserahkan ke kami untuk mengambil paspor (5 hari kerja). Aku datang pada hari Selasa, sehingga paspor bisa kuambil Senin depan.


Tadaaaa visa sudah di tangan~

No comments:

Post a Comment