Saturday, August 18, 2018

Cobalah! Kan belum tau hasilnya!

Coba dulu lah!

Ah enggak, aku nggak bisa ini ini ini. 
Aku nggak punya kemampuan ini itu ini. 
Aku nggak memenuhi syarat itu ini.
Aku rasa waktunya nggak cukup buat ngurus berkas.
Aku rasa aku nggak bisa.........................

Hmmm grr gregetan banget kalo aku udah denger kalimat kayak gitu. Masa belum dicoba udah nyerah duluan. Gimana mau tau batas kemampuannya?!

Kita nggak akan pernah tau sampai seberapa batas kemampuan kita sampai kita mencobanya!—quoted by me 😜 (Aku rasa hal ini relevan bagi setiap orang yang pernah mengalaminya).

Aku udah beberapa kali membuktikannya. Cukup 2 kisah aja yang diceritakan, aslinya banyaaak (hehe nggak terlalu banyak juga tapi ada beberapa). 

Pertama waktu aku apply AVVP (ASEAN veterinary student volunteer project 2016) yang diselenggarakan di dua Negara. Salah satu syaratnya yaitu ditujukan buat mahasiswa tingkat akhir (scara, salah satu isi dari program tersebut yaitu ngobatin/nyuntik dan operasi pasien, yang udah pasti mahasiwa tingkat akhir udah dapat materinya). Saat itu aku masih mahasiswa tingkat 2 (semester 4) yang belum tau banyak tentang praktik menangani hewan di lapangan.

Saat itu (pertengahan 2016) ada 2 angkatan di atasku (tingkat 3 dan tingkat 4, karena ada pergantian sistem kuliah dari BLOK ke SKS) yang mengikuti program KKN, yang itu bertepatan dengan tanggal AVVP. Nah, lalu aku mikir, kayaknya nggak ada yang daftar nih. Lalu aku “iseng”—iseng yang dibarengi dengan niat—untuk mencoba daftar program itu. Eh saat hari H dipanggil untuk interview ternyata tetep ada kakak tingkat yang daftar. Ada dua orang kakak tingkat, aku dan 1 teman seangkatan denganku. Kuota untuk program ini untuk 2 orang. Kedua kakak tingkat ini pun yang satu sedang wajib KKN (tapi jadinya menunda KKN) dan satunya sedang wajib koas. Otomatislah mereka yang terpilih—dua kakak tingkat itu—karena ilmu mereka lebih mumpuni—yang itu aku masih butiran debu.
Hiks hiks gagal lagi.

Suatu ketika, aku sedang di rumah, di kampung halaman. Tiba-tiba dosen yang menyeleksi saat itu nge-WA, menawarkan untuk mengganti salah satu kakak tingkat yang kemarin lolos (anak koas)—karena dia tidak dapat izin saat koas. Sebenernya “kesempatan” itu 50:50 untuk aku dan temanku. Tapiii karena aku yang udah punya paspor, Alhamdulillah, jadilah aku yang berangkat! Nggak mungkin juga nunggu temanku membuat paspor karena udah mepet hari H acara dan penyelanggara udah sangat membutuhkan no ID peserta (no paspor) untuk keperluan akomodasi.

Cerita selanjutnya, ini saat aku berencana untuk mengisi waktu luangku menunggu wisuda sarjana. Aku coba semua program—yang aku minati—yang available saat itu (ada sekitar 4 - 5 program), soalnya aku nggak tau program mana nanti yang bakal lolos, jadi Bismillah aja aku coba semua.

Salah satu program yang aku apply yaitu short program di negeri sakura yang itu mensyaratkan untuk freshman dan sophomore—sedangkan aku udah jadi mahasiswa “tua” a.k.a tingkat akhir. Berkebalikan saat aku apply program 2 tahun lalu, ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir sedangkan aku masih sophomore.

Ohya, one more thing. Program ini bertemakan Engineering dan diselenggarakan di Technology University. Well, aku anak kedokteran hewan, masa iya mau daftar? Masa iya berkualifikasi?

Bismillah aja deh kudaftar, siapa tau nggak ada yang daftar kan nanti aku yang lolos wkwk, pikirku begitu. Sebenernya salah satu berkas yang aku kumpulkan juga belum terkualifikasi seperti sertifikat TOEFL, saat itu aku belum menyerahkan yang ori. Berbekal pengalaman “berkali-kali gagal” aku serahkan berkasku mulai dari CV, motivation letter (yang isinya hampir sama dari dulu-dulu cuma diimprove sedikit wkwk), surat keterangan2 dari kampus yang nggak cuma 1 biji, dan lain-lain.

Kuota untuk program ini yaitu 2 orang. Saat H-1 deadline pengumpulan berkas, baru 3 orang yang mendaftar, aku yang ketiga (kami mengisi list pendaftar saat mengumpulkan berkas). The next few days, ada email masuk untuk interview. Aku cukup kaget saat datang interview ternyata hampir 20 orang yang daftar wkwkww (ternyata mereka ngumpulin berkas saat hari H deadline!). Udah deh pasrah aja, Bismillah. Aku saat itu udah ada feeling nggak enak, pasti nggak akan lolos. Saat sesi interview lagi wkwk aku tambah merasa bagaikan butiran debu, mereka keren-keren dan menurutku banyak yang berkualifikasi seperti freshman dan sophomore, anak teknik dan mipa lagi! (Cuma aku anak kedokteran hewan yang daftar). Tapi selain anak saintek, ada juga anak soshum, ilmu budaya, ekonomi, bahkan magister yang daftar!

Udah deh pasrah, udah merasa nggak ada harapan bakal diterima. Daaan aku juga udah menyiapkan berkas yang mau aku submit buat program lainnya (beberapa udah aku submit, beneran deh karena aku nggak ada feeling bakal diterima!)
Sampai suatu ketika ternyata aku dinyatakan lolos (dikasih tau sama teman kenalan saat daftar via chat karena pengumumannya lewat email—emailku tidak kupasang notif di hp). Sampai nangis di perpus karena aku bener-bener nggak percaya…….. *lebay hehe.

Jadi, JANGANLAH TAKUT MENCOBA!

Ah aku nggak punya sertifikat bahasa Inggris. Ah aku skornya belum sampai segitu. Ah pengalamanku belum banyak. Ah aku nggak bisa bikin motivation letter yang bagus. Ah aku nggak PD buat join, ah ah ah yang lain, STOP IT GUYS!

Mana tau kan kalo misal yang apply cuma 1, atau mungkin berkas peserta lain ketlingsut sehingga kamu yang lolos. Atau mungkin skormu mepet tipis-tipis tapi masih “diberi ampun”, atau mungkin skormu jauh dari target tapi ternyata nggak diliat berkasnya sama penyeleksi, atau mungkin ternyata dipilihnya secara random, atau mungkin berkasmu belum lengkap tapi masih ada ekstensi waktu, atau bahkan berkas itu nggak usah dikumpul ternyata sebenernya nggak apa-apa, atau mungkiiin, mungkin yang lainnya, yang NGGAK AKAN PERNAH KAMU DUGA! 

At least kamu udah nyoba dan kamu akan tau seberapa kemampuanmu. Mana ada yang tau rencana yang tepat dari Allah, dan ingat! Rezeki nggak akan tertukar ^_^

Berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa kunci keberhasilan buat dapatkan apa yang kamu impikan. Apa aja kuncinya? akan aku bahas di next story... 

No comments:

Post a Comment