Halo semua..
Kembali di cerita veterinary internship part 2
Mungkin ada beberapa
teman yang bertanya, berapa sih beasiswa yang dikasih untuk aku nyusun program
ini? Apakah fully funded? Seperti di cerita yang telah aku tulis sebelumnya (di sini), beasiswa ini memberikan dana reimburse hingga maksimal 1.000 euro atau
sekitar 15 – 16 juta rupiah. Reimburse? Iya, jadi memang harus nalangin dulu di
awal. Nanti ketika sudah selesai dan sudah membuat laporan, baru diganti. Trus
kalo nggak ada dana di awal gimana? Sepertinya saat itu di syarat dan ketentuan
beasiswa tersebut, jika memang tidak sanggup membiayai sendiri di awal, itu
bisa dikomunikasikan ke pihak pemberi beasiswa. Alhamdulillah saat itu orang
tua ku masih bisa mencukupi kebutuhanku.
Dengan dana
sekitar 15 juta, aku harus mengatur rencana pengeluaran agar dana tambahan yang
dibutuhkan tidak terlalu banyak. Mungkin bagi sebagian orang, 1.000 euro sudah
sangat cukup untuk perjalanan + stay di Korea selama sebulan, tetapi aku membutuhkan dana lebih hehe.. (yang boros buat oleh-oleh wkwk).
Saat itu aku
mulai mengurus visa H-3 bulan sebelumnya. Harga single entry visa Korea saat
itu sekitar 500-600 ribu rupiah (aku lupa, tapi sekitar itu sih). Saat itu aku
sedang koas dan tidak punya banyak waktu luang untuk KVAC (Korea Visa
Application Center) di Jakarta. Jadilah aku menggunakan agen travel di Jogja
untuk mengurus visa, dengan biaya 995 ribu rupiah. Menurutku itu pun lebih worth
it. Hemat waktu, hemat tenaga. Buat aku ke Jakarta saja perlu tiket kereta
kelas premium/bisnis 200ribuan sekali jalan, kali dua udah 400ribuan, sama aja~
(aku tdk nyaman di kereta ekonomi kalau pergi sendiri wkwk).
Salah satu
yang paling penting adalah tiket pesawat. Aku booking tiket setelah visaku jadi
(saat itu H-2,5 bulan). Saat itu pengennya direct aja (dengan durasi flight + 7
jam dari Jakarta/Bali). Pengen juga mencoba maskapai Korea (Asiana Airlines
atau Korean Air). Setelah aku cek di website, baggage allowance-nya maskapai-maskapai
itu ternyata hanya menyediakan bagasi 1 x 23 kg saja!! Huhu. Aku yang rempong
perlu kuota hingga 30 kg. Satu-satunya yang direct dan menyediakan 30 kg
hanyalah Garuda, tapiii, saat itu harga tiketnya untuk Jakarta-Seoul PP (pulang-pergi) sama dengan
opsi yang akhirnya aku pilih. Pilihan saat itu ya harus transit, bisa pakai Eva
Air (transit di Taipei), Thai Airways, Malaysian Airlines (ada kelas tiket yang
tidak 30 kg), Singapore Airlines, dan Royal Brunei.
Setelah melihat yang paling murah, jatuh kepada Thai Airways untuk Jakarta –
Seoul PP. Ini menjadi pengalaman pertama juga untuk mencicipi naik Thai Airways,
maskapai internasional ke-6 yang pernah kunaiki. Karena aku berangkat
dari Jogja, aku pilih AirAsia untuk ke Jakarta, salah satu maskapai favoritku. Dengan harga terjangkau udah bisa dapat beli makan (in flight meal) plus bisa nambah bagasi sampai 30
kg (di rute domestik) dengan biaya murah. Total sekitar 7,45 juta udah dapat PP ke Korea start dari Jogja! (Thai Airways sekitar 5,9 jutaan + AirAsia 1,4 jutaan). Harga tiket
maskapai lain saat itu (untuk kelas paling rendah) rata-rata 6-8 jutaan untuk Jakarta
– Seoul PP (belum dari Jogja!).
Kalau lagi beruntung, bisa banget dapat 5-6 jutaan udah PP dari Jogja, pakai Singapore Airlines (SQ)! Transit cuma 1x di Singapura, dari JOG ke SIN pakai Silk Air (anaknya SQ), tanpa ke Jakarta. Tapi sayangnya saat itu lagi nggak ada yang sesuai budget. Ku bukan frequent flyer sih jadi nggak bisa tuker poin miles wkwk.
Kalau lagi beruntung, bisa banget dapat 5-6 jutaan udah PP dari Jogja, pakai Singapore Airlines (SQ)! Transit cuma 1x di Singapura, dari JOG ke SIN pakai Silk Air (anaknya SQ), tanpa ke Jakarta. Tapi sayangnya saat itu lagi nggak ada yang sesuai budget. Ku bukan frequent flyer sih jadi nggak bisa tuker poin miles wkwk.
Meal di AirAsia, Jogja - Jakarta. |
Kenapa nggak
naik AirAsia sampai Seoul aja? Hmm ini menurut pendapatku yaa.. Aku pilih
maskapai full service karena udah termasuk in flight meal, bagasi 30 kg, di pesawat ada
in flight entertainment, serta jarak antarkursi yang
lega. Ada bantal dan selimut pula. Mungkin kalau naik AA bisa murah, KALAU kita
nggak beli bagasi, nggak beli makan. AA tidak menyediakan free bagasi untuk
rute internasional, berbeda dengan rute domestik, AA menyediakan bagasi 15 kg. Nanti
jatuh (harga)nya SAMA SAJA, jadi aku pilih maskapai full service. Buat aku,
flight dengan waktu lebih dari tiga jam dengan seat pitch sempit itu
nggak nyaman :(
Naik Thai Airways, pastinya transit di Bangkok. Ada beberapa pilihan durasi
untuk transit. Saat itu, aku pilih durasi transit yang cukup lama, tapi sayangnya ada transit
tambahan di Taipei, Taiwan. Keterangan di websitenya sih ada technical stop/isi
bahan bakar. Ada yang tanpa transit tambahan, tapi pilihannya hanya satu yaitu 1 jam. Satu jam aja?? Mau pilih itu tapi khawatir nggak kesampaian ke
flight selanjutnya. Pengalaman pernah transit selama 2 jam juga pakai
lari-lari. Satu jam itu sebentar banget, belum lagi nanti kalau ada delay, di sana bingung ke
gate-nya yang mana, bandaranya luasss pula. Sebenernya ini satu kode booking, jadi
mungkin meski nanti ketinggalan flight, (katanya) pihak maskapai akan
bertanggung jawab. Tapi aku cari aman aja.
Kegiatanku
di Korea, mulai pada Senin, 28 Oktober 2019. Aku berangkat dari Jogja, Sabtu, 26
Oktober jam 12-an siang, sampai di Jakarta sekitar jam 1 siang.
Thai Airways Boeing 787-8 |
Di dalam Thai Airways Boeing 787-8 |
Meal pertama di Thai Airways. Order Muslim meal sewaktu booking tiket. Katanya sih setiap flight yang dari Jakarta menunya pasti halal. Karena aku nanti ada flight yang berangkat dari Bangkok dan Taipei, khawatir tidak halal, aku memesan Muslim meal. Bedanya apa sih sama meal normal yang disediakan? Beda ya jelas, jika kita order Muslim meal, maka dipastikan halal. Ada juga opsi jenis meal lain, yang mungkin penumpang-penumpang memerlukan diet khusus seperti, vegetarian, vegan, Hindu meal, Buddhist meal, Kosher meal, dan masih banyak lainnya. Enaknya pesan menu 'khusus', nanti saat di pesawat, pramugari akan menandai kita, lalu ketika waktunya makan, kita akan diberikan duluan. Yeay.
|
Tiba di Jakarta (CGK) di terminal 2F, lalu pindah ke terminal 3 untuk cek in kembali. Saat cek in, aku mendapatkan 2 tiket langsung, untuk Jakarta-Bangkok dan Bangkok-Seoul. Flight
selanjutnya ke Bangkok berangkat jam 19.00, sampai di sana jam 22.30. Benar
saja, sampai di Bangkok (Bandara Suvarnabhumi), awalnya aku pikir, karena sudah
malam sehingga bakal sepi. Ternyataa tak kuduga, banyak sekali penumpang yang
turun untuk transit. Bukan hanya transit untuk ke Korea, tapi flight ke
berbagai negara selanjutnya.
Jadi antri bgt waktu mau lewat security check untuk masuk ke gate departure. Agak lega karena aku tidak jadi memilih tiket yang transitnya 1 jam. Bisa ngos-ngosan lari-lari wkwk. Ada beberapa staff bandara yang teriak-teriak untuk memanggil penumpang dengan connecting flight ke Seoul. Wah tanggung jawab banget maskapai-nya, mungkin karena waktu transit singkat, pikirku saat itu (mungkin) akan diprioritaskan saat antri di security check (tapi tetap saja lari-lari :p) Tapi saat itu aku tidak melihat penumpang yang dipanggil-panggil. Semoga mereka tidak ketinggalan :’)
Jadi antri bgt waktu mau lewat security check untuk masuk ke gate departure. Agak lega karena aku tidak jadi memilih tiket yang transitnya 1 jam. Bisa ngos-ngosan lari-lari wkwk. Ada beberapa staff bandara yang teriak-teriak untuk memanggil penumpang dengan connecting flight ke Seoul. Wah tanggung jawab banget maskapai-nya, mungkin karena waktu transit singkat, pikirku saat itu (mungkin) akan diprioritaskan saat antri di security check (tapi tetap saja lari-lari :p) Tapi saat itu aku tidak melihat penumpang yang dipanggil-panggil. Semoga mereka tidak ketinggalan :’)
Kalau tidak
salah, saat itu, keluar dari pesawat, lalu seingatku tulisannya aku sedang
berada di lantai 3. Aku ikut antri security check untuk masuk ke gate departure
(seingatku naik ke lantai 4), lalu aku mencari informasi keberadaan mushola,
mau numpang sholat dan tidur hehe.. Ternyata musholanya ada di lantai 3 tadiii,
dekat di tempat sebelum masuk ke security check, huhu balik lagi deh. Udah
capek2 dan lamaa antri security check tapi balik turun ke bawah lagi. Nggak
apa-apa sih, biar jadi tau.
Alhamdulillah yah di negara minoritas Muslim ini, di Bandara ada prayer room. Suvarnabhumi
Airport (BKK) punya 2 prayer room, satu di east wing, satu di west wing. Jarak antar
keduanya sekitar 1 km. Jauh yaa.. Sepertinya saat aku ke Bangkok beberapa tahun lalu, di bandara yang satunya, yaitu Don Mueang (DMK) aku tidak melihat adanya petunjuk keberadaan prayer room.
Jam menunjukkan hampir jam 12 malam, aku ngantuk sekali. Aku pasang alarm agar tidak telat bangun. Untung flight selanjutnya tidak terlalu pagi, jam 7.25. Masih ada waktu banyak untuk bersiap-siap selepas shubuh. Tapi sayangnya nggak bisa mandi :( musti ke lounge berbayar dulu untuk bisa mandi wkwk, siapa yang mau bayarin :p Setidaknya masih bisa ganti pakaian, cuci muka, dan sikat gigi. Alhamdulillah bisa tidur cukup nyenyak selama + 4 jam. Saat shubuh tiba, ada orang yang mengumandangkan adzan, entah itu staff atau penumpang, aku tidak tau karena tidak melihatnya.
Selama transit nggak jajan sih, karena transit di waktu tidur jadi nggak laper. Udah bawa dollar dan baht cash juga. Masih ada snack juga dari Jogja wkwk. Masih bisa nggak makan berat sampai flight selanjutnya, toh nanti di pesawat dapat makan.
Sebelumnya aku pernah browsing, lalu menemukan cerita orang saat transit di sini. Katanya, prayer room di sini dingin bgt. Waktu aku masuk ke dalam, belum terasa dingin. Mungkin karena baru jalan-jalan dan angkat barang bawaan. Benar, lama-lama terasa dingin bangettt. Sebelum ini juga, aku sempat berpikiran, gimana ya kalo nanti waktu tidur diusir? Wkwk. Gimana nanti jagain barang saat aku tidur?
Saat aku 'nginap' di prayer room ini, baik saat berangkat maupun pulang, hanya aku sendiri di tempat sholat wanita. Tempatnya itu seperti ruang kecil bersekat tersendiri, dan sudah ada tempat wudhu di dalamnya. Jadi bebas dari yang laki-laki. Kalau tidak salah saat itu ada 1 atau 2 penumpang laki-laki timur tengah yang lagi 'nginap' juga. Aku tidak melihatnya sih, hanya mendengar suaranya, karena kan masih dalam satu ruang prayer room.
Jam menunjukkan hampir jam 12 malam, aku ngantuk sekali. Aku pasang alarm agar tidak telat bangun. Untung flight selanjutnya tidak terlalu pagi, jam 7.25. Masih ada waktu banyak untuk bersiap-siap selepas shubuh. Tapi sayangnya nggak bisa mandi :( musti ke lounge berbayar dulu untuk bisa mandi wkwk, siapa yang mau bayarin :p Setidaknya masih bisa ganti pakaian, cuci muka, dan sikat gigi. Alhamdulillah bisa tidur cukup nyenyak selama + 4 jam. Saat shubuh tiba, ada orang yang mengumandangkan adzan, entah itu staff atau penumpang, aku tidak tau karena tidak melihatnya.
Selama transit nggak jajan sih, karena transit di waktu tidur jadi nggak laper. Udah bawa dollar dan baht cash juga. Masih ada snack juga dari Jogja wkwk. Masih bisa nggak makan berat sampai flight selanjutnya, toh nanti di pesawat dapat makan.
Sebelumnya aku pernah browsing, lalu menemukan cerita orang saat transit di sini. Katanya, prayer room di sini dingin bgt. Waktu aku masuk ke dalam, belum terasa dingin. Mungkin karena baru jalan-jalan dan angkat barang bawaan. Benar, lama-lama terasa dingin bangettt. Sebelum ini juga, aku sempat berpikiran, gimana ya kalo nanti waktu tidur diusir? Wkwk. Gimana nanti jagain barang saat aku tidur?
Saat aku 'nginap' di prayer room ini, baik saat berangkat maupun pulang, hanya aku sendiri di tempat sholat wanita. Tempatnya itu seperti ruang kecil bersekat tersendiri, dan sudah ada tempat wudhu di dalamnya. Jadi bebas dari yang laki-laki. Kalau tidak salah saat itu ada 1 atau 2 penumpang laki-laki timur tengah yang lagi 'nginap' juga. Aku tidak melihatnya sih, hanya mendengar suaranya, karena kan masih dalam satu ruang prayer room.
Semua barang aku letakkan di sekitarku, termasuk sepatuku kubawa di dekatku, tidak kuletakkan di dekat pintu prayer room (aku bungkus tas plastik yang kubawa sendiri). Jaketku dijadikan bantal. Waktu berangkat, itu pertama kalinya aku 'stay' di prayer room ini, ada 1 atau 2 staff laki-laki yang masuk ke tempat jamaah wanita untuk reparasi (entah apa, aku lupa). Cukup mengganggu tidurku saat itu karena berisik. Aku kira mereka bakal mengusirku, tapi untungnya tidak. Nggak apa-apa berisik, daripada tidur di luar wkwk. Mungkin mereka bilang "maaf, permisi ya", tapi aku tidak tau karena mereka pakai bahasa Thai :(
Waktu pulangnya, menjelang shubuh ada staff wanita yang masuk lalu numpang tidur juga. Ya, dia Muslim. Dia masuk lalu shalat shubuh dan tidur. Sepertinya baru masuk shift malam.
Alhamdulillah, selama menginap di sini, barang bawaan aman. Ohya, karena tiketku connecting flight, jadi bawaan yang sudah masuk checked baggage sudah otomatis ditransfer, nanti diambil ketika tiba di Korea.
Alhamdulillah, selama menginap di sini, barang bawaan aman. Ohya, karena tiketku connecting flight, jadi bawaan yang sudah masuk checked baggage sudah otomatis ditransfer, nanti diambil ketika tiba di Korea.
Suatu pagi di Suvarnabhumi International Airport (BKK). Bersama Thai Airways Boieng 777-300. |
Lanjut naik
pesawat lagi ke Seoul. Eh ke Taipei dulu.
Meal kedua di Thai Airways. |
Waktu di
Taipei, ternyata ada penumpang yang bertujuan turun di Taipei, tidak hanya transit. Semua
penumpang harus keluar dahulu dari pesawat termasuk barang-barangnya, walau
hanya transit. Mungkin akan dibersihkan dan dirapikan dahulu karena akan ada
penumpang baru yang masuk. Fyi, kami tidak berganti pesawat. Syukur transitnya
tidak ribet :D hanya keluar gate lalu masuk lagi ke gate yang sama. Tapi tetap
lewat security check. Waktu sampai di Bandara Taoyuan, Taipei, ada staff yang
memberikan penunjuk arah untuk kembali ke gate yang tadi bagi yang transit.
Biar nggak kesasar. Transit di Taipei hanya 1 jam. Lanjut terbang kembali ke
Seoul.
Meal ketiga di Thai Airways. Harusnya sih cuma dapat meal 2x. Karena ada transit tambahan, jadi dapat 3x. |
Yeay
akhirnya sampai di Bandara Incheon! Sampai di sana sekitar pukul setengah 5 sore (waktu
di Korea 2 jam lebih cepat dari Bangkok/Jakarta). Cukup melelahkan perjalanan
ini. Saat sampai di Bandara Incheon ada kejutan yang aku dapatkan. Apakah itu? Lanjut di part 3 ya gengs~
Foto suasana kota Seoul yang aku ambil pertama kali :) |
No comments:
Post a Comment